Selasa, 12 Oktober 2021

“Fenomena Tegangan Permukaan pada Hewan”

 

MAKALAH FISIKA UNTUK BIOLOGI

“Fenomena Tegangan Permukaan pada Hewan”

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Fisika untuk Biologi

Dosen Pembimbing : Dr. Parno M. Si

 

Disusun oleh :

Vedawati Prameswari (210342606027)

 

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2021/2022

 

KATA PENGANTAR

            Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayahnya laporan yang berjudul “Fenomena Tegangan Permukaan pada Hewan” dapat diselesaikan dengan baikm dan tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu berkat kerjasama yang baik dengan dosen pengajar, dari para tim dan teman – teman sekalian. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang bersangkutan. Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Fisika untuk Biologi pada program studi S1 Biologi.

             Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, baik dari dosen pengajar dan dari teman – teman sekalian, agar saya dapat membuat makalah dengan baik lagi untuk kedepannya. Akhir penulisan ini saya berharap semoga apa yang telah saya dan kelompok saya sajikan ini dapat dipahami dan diambil manfaatnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

 

Sidoarjo, 12 Oktober 2021



Penulis 

Vedawati Prameswari


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................3

BAB I...........................................................................................................................4

1.1   Latar Belakang.................................................................................................4

1.2   Rumusan Masalah............................................................................................4

1.3   Tujuan .............................................................................................................4

BAB II..........................................................................................................................5

A.    Pengertian.........................................................................................................5

B.    Fenomena di Bidang Biologi............................................................................6

C.    Penerapan Teknologi di bidang Biologi............................................................6

D.    Contoh Soal dan Penyelesaiannya.....................................................................7

E.    Permasalahan Kontekstual serta Solusinya.......................................................8

F.     Artikel yang Bersangkutan................................................................................8

BAB III.........................................................................................................................9

3.1  Kesimpulan.......................................................................................................9

3.2  Saran.................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10


G.     

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

          Sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam dan sekitarnya. Sains ini memiliki beberapa cabang ilmu seperti biologi dan fisika. Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan mahkluk hidup. Yang mana pembahasan ilmu biologi ini berkaitan dengan pembentukan mahkluk hidup dan lingkungannya.

          Biologi merupakan salah satu ilmu yang ikut menentukan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan memperlajari ilmu biologi kita akan mempunyai kemampuan berpikir logis dan kreatif dalam memecahkan masalah. Ilmu biologi dalam kehidupan manusia ini digunakan untuk membantu manusia dalam mengenal dirinya sebagai organisme.

          Selain itu ilmu biologi ini berkaitan dengan ilmu fisika, yang mana ilmu fisika berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar tentang hukum yang menggerakkan materi, energi, ruang dan waktu. Ilmu fisika terbagi atas beberapa bidang, hukum fisika berlaku universal. Selain itu konsep dasar fisika tidak saja mendukung perkembangan fisika sendiri, tetapi juga berkembang dalam ilmu lain dan teknologi.

 

1.2  Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari tegangan permukaan ?

2. Apa saja fenomena tegangan permukaan dalam biologi?

3. Bagaimana penerapan teknologi dalam bidang biologi?

4. Apa contoh soal tegangan permukaan dan penjelasannya?

5. Bagaimana konteks permasalahan yang berkaitan dengan tegangan permukaan?

6. Bagaimana solusi dan desain miniatur teknologi untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual?

7. Apakah ada contoh artikel yang sesuai dengan permasalahan kontekstual tegangan permukaan?

 

1.3  Tujuan

1.     Mengetahui pengertian dari tegangan permukaan 

2.     Memahami fenomena dalam bidang biologi

3.     Mengerti penerapan teknologi di bidang biologi

4.     Memahami tegangan permukaan dari contoh soal dan penjelasannya

5.     Mengerti masalah kontekstual yang berkaitan dengan tegangan permukaan

6.     Mengetahui solusi dan desain miniatur teknologi dari permasalahan kontekstual

7.     Mengetahui artikel yang sesuai dengan permasalahan kontekstual pada tegangan permukaan


 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian

            Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dengan benda dalam kodisi tegang. Hal ini disebabkan karena gaya tarik yang tidak seimbang pada cairan. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang  berada dalam kondisi diam (statis).

            Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang. Sehingga permukaannya terlihat seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi karena adanya gaya kohesi antar molekul. Seperti contoh pemanasan susu, yang mana setelah pemanasan terdapat endapan selaput tipis diatas permukaan. Selaput tipis tersebut disebabkan karena adanya lemak dalam susu.



            Hal ini dikarenakan lemak yang berada pada susu tidak dapat larut, akibatnya densitas lemak yang lebih rendah daripada air mengakibatkan adanya lapisan terbentuk diatas permukaan susu. Tegangan permukaan suatu zat cair adalah gaya persatuan panjang yang dikenakan oleh permukaan suatu zat cair pada setiap garis tertentu di permukaan itu.

            Tegangan permukaan (gama) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan dengan panjang permukaan tempat gaya tersebut bekerja. Sehingga dapat dirumuskan sebagai

γ = F/d atau γ = F/2l

Keterangan:

·       F = Gaya (N)

·       γ = Tegangan Permukaan (Nm)

·       d = Panjang Permukaan (m)

 

            Seacara matematika γ = F/d atau γ = F/2l. Gaya itu terletak pada permukaan dan tegak lurus pada garis itu. Tegangan permukaan terarah sedemikian sehingga menyusutkan permukaan yang mengakibatkan luas permukaan suatu zat cair menjadi sekecil mungkin. Gejala yang memanfaatkan tegangan permukaan adalah (a) serangga berjalan di atas air, (b) binatang air yang kecil, seperti planaria dan larva nyamuk, menggantung pada permukaan air, dan (c) perubahan tegangan permukaan pada alveolus saat terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida.

B.   Fenomena di Bidang Biologi

            Salah satu fenomena yang dapar dijumpai yakni pada hewan. Dimana serangga berjalan dipermukaan air. Serangga merupakan hewan yang beruas yang mana mempunyai tingkat adaptasi yang tinggi. Serangga merupakan kelompok hewan yang melimpah dibandingkan dengan lainnya.


            Hal ini dikaitkan dengan kemampuan adaptadi serangga yang relatif tinggi. Kebanyakan serangga ini memiliki ukuran yang relatif kecil, sehingga memungkinkan serangga hidup pada tempat – tempat yang tidak dapat ditempati oleh hewan lainnya. Serangga memiliki berat badan seperti water strider yang ringan. Karena itu lah, serangga dapat berjalan diatas permukaan air tanpa tenggelam.

 

            Hal ini disebabkan karena tekanan yang keluar dari kaki serangga lebih rendah dari tegangan permukaan air. Sehingga kaki serangga tidak “mematahkan” selaput dari air yang tarik – menarik itu. Kaki serangga ini berjarak sangat lebar antara satu sama lainnya.

            Karena adanya hal itu serangga tidak tenggelam di dalam air, melainkan hanya membuat titik diatas selaput permukaan air yang merenggang. Kaki water strider yang dimiliki serangga memiliki rambut yang didalamnya memiliki lapisan lilin, sehingga pada bagian kaki serangga ini bisa disebut anti air.

            Pada kaki serangga membuat depresi lingkaran kecil pada permukaan air. Tegangan permukaan mengenakan gaya – gaya pada semua sektor, yang mana setiap gaya bertindak pada potongan kecil dengan panjang s. Masing – masing besarannya γs. Resultan komponen mendatar gaya ini adalah nol karena semua saling berlawanan. Jadi resultan gaya hanya ke arah vertikal ke atas yang berkerja sepanjang tepian lingkaran s=2ᴨr sehingga F=γtegaks=2ᴨr γ cos ѳ. Gaya inilah yang menyangga kaki serangga.

            Water strider biasanya meluncur diatas permukaan air dengan mengayunkan kaki serangga pada bagian tengah ke bagian belakang, seperti mendayung perahu. Selain bisa digunakan berdiri diatas permukaan air dan berjalan dengan mudah, serangga juga bisa makan diatas permukaan air.

 

C.   Penerapan Teknologi di Bidang Biologi



            Contoh penerapan teknologi dalam bidang teknologi yang melibatkan tegangan permukaan yakni penggunaan alat kruss force tensiometer. Pentingnya tegangan permukaan ini sangat bermanfaat dalam bidang industri seperti pembuatan kosmetik, pembuatan obat, kuliatas deterjen dan juga bermanfaat dalam pengolahan industri minyak mentah.

            Kruss force tensiometer – K100 merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tegangan permukaan. Alat ini memiliki kemampuan pengukur surface tension dan interfacial tension, critical micelle concentration CMC dan contact angle pada padatan.  Yang mana surface tension merupakan kejadian tarik – menarik antara molekul di suatu permukaan air.

            Metode pengukuran yang digunakan alat ini berdasarkan pengukuran gaya yang terjadi pada saat membasahi probe pengukur. K100 menggunakan sensor khusus yang mana resolusi yang diakibatkan tinggi. Sehingga menghasilkan nilai dengan akurasi sebesar 0,001 micro newton. Tegangan pemukaan antara muka terkecil dapat diukur untuk memastikan keakuratan perngukuran menggunakan Du Nouy Ring dan Wilhemy Plate.

            K100 ini memiliki sampel chamber yang besar dan dilapisi dengan stainless steel. Tempat sampel ini dilengkapi dengan pintu kaca, yang mana berfungsi melindungi pengukuran dari gangguan yang disebabkan oleh angin.

 

B.    Contoh Soal dan Penyelesaian

 

1.     Sebuah pipa kapiler dengan jari-jari (1 mm) dimasukkan kedalam air secara vertikal. Air memiliki massa jenis (1 g/cm²) dan tegangan permukaan (1 N/m). Jika, sudut kontaknya (60 derajat) dan percepatan gravitasinya (10 m/s²). Maka hitunglah besar kenaikkan permukaan air pada dinding pipa kapiler tersebut.

 

Diketahui :

R = 1mm = 1 x 10⁻³ m

ρ = 1 g/cm² = 100 kg/m³

γ = 1 N/m

O = 60 derajat

g = 10 m/s²

Ditanya: h….?

 

Jawab:

 

h = (2 γ cosO) / (ρ.g.R)

h = (2 x cos 60) / (1000 x-10 x 10⁻³)

h = 1/10 = 0,1 m = 10 cm

Jadi, permukaan air pada pipa kapiler naik setinggi 10 cm

 

2.     Sebatang kawat dibengkokkan seperti huruf U. Kemudian, kawat kecil PQ yang bermassa 0,2 gram dipasang dalam kawat tersebut. Setelah itu, kawat tersebut dicelupkan kedalam cairan sabun dan diangkat vertikal, jadi ada lapisan tipis sabun diantara kawat tersebut. Saat ditarik keatas, kawat kecil mengalami gaya tarik keatas oleh lapisan sabun. Agar terjadi keseimbangan, maka kawat kecil PQ digantungkan benda dengan massa 0,1 gram. Jika panjang kawat PQ = 10 cm dan nilai gravitasi 9,8 m/s². Maka berapakah tegangan sabun tersebut?

 

Diketahui:

Massa kawat = 0,2 gram = 2 x 10-4 kg

Panjang kawat = 10 cm = 10⁻¹ m

Massa benda = 0,1 gram = 1 x 10-4 kg

gravitasi (g) = 9,8 m/s²

Ditanya: Tegangan permukaan lapisan sabun?

 

Jawab:

F = m . g

F = 2 x 10⁻4 kg . 9,8 m/s²

F= 2,94 x 10⁻³ N

γ = F/d

 

γ = F/2L

γ = 2,94 x 10⁻³ / 2 x 10⁻¹

γ = 1,47 x 10⁻² N/m

Jadi, besarnya tegangan permukaan adalah 1,47 x 10⁻² N/m

 

C.    Permasalahan Kontekstual serta Solusi



            Penggunaan sensor Linier Variable Differential Transformer (LVDT) adalah suatu alat sensor yang bekerja berdasarkan prinsip kerja trafo diferensial dengan gandengan variabel antara  kumparan primer dan kumparan sekunder. Prinsip ini dikemukakan oleh Schacvits pada tahun 1940.

            LVDT adalah sebuah perangkat yang biasa digunakan untuk mengukur perpindahan linier. Intinya adalah batang baja permeabilitas magnet yang tinggi dan lebih kecil dengan diameter lubang internal perakitan kumparan, sehingga kita dapat memasang batang dan memastikan bahwa tidak ada kontak yang dibuat dengan perakitan koil. Dengan demikian batang dapat bergerak maju dan mundur tanpa adanya gesekan.

            Prinsip kerja ini didasarkan pada transformator diferensial dengan kopling variabel antara kumparan primer dan kumparan sekunder. Kopling magnetik antara kumparan tergantung pada jenis bahan magnetik dan tergantung pada posisi inti magnetik bergerak yang mana berhubungan dengan kumparan sekunder.

           

D.      Artikel yang bersangkutan

            Salah satu contoh artikel yang berhubungan dengan permasalahan tegangan permukaan adalah artikel yang mengemukakan bahwa schacvits mengatakan bahwa prinsip kerja yang digunakan oleh sensor LVDT menggunakan prinsip kerja trafo.


BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

          Ilmu fisika dan biologi disini memiliki hubungan dan saling terikat antara satu sama lainnya. Hal ini dapat ditemukan pada fenomena yang mana melibatkan tegangan permukaan. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang  berada dalam kondisi diam (statis). Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang. Sehingga permukaannya terlihat seperti selaput tipis.

          Pada tegangan permukaan ini dapat ditemukan fenomena yang terjadi disekitar kita dan bahkan dapat kita lihat dan dapat diamati. Seperti contoh fenomena pada serangga yang bisa berjalan di atas permukaan air. Hal ini menunjukkan bahwa biologi dan fisika saling berhubungan antar satu sama lain.

 

3.2  Saran

Dalam penulisan makalah ini saya berharap makalah ini dapat menjadi referensi belajar kawan – kawan sekalian. Makalah ini saya susun dengan sebaik – baiknya. Dengan itu dalam pembuatan makalah ini, masih memiliki kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, baik dari dosen pengajar dan dari teman – teman sekalian, agar saya dapat membuat makalah dengan baik lagi untuk kedepannya


 

DAFTAR PUSTAKA

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/7949/76.pdf?sequence=1&isAllowed=y

http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Tegangan-Permukaannya_100373_p2k-unkris.html

https://bobo.grid.id/read/081910998/ada-serangga-yang-bisa-berjalan-di-atas-air-apa-rahasianya-ya-akubacaakutahu?page=all

https://cerdika.com/tegangan-permukaan/#Pengertian_Tegangan_Permukaan

https://ecosainshayati.com/blog/1/post/mengukur-nilai-tegangan-permukaan-20

https://text-id.123dok.com/document/lzgr9r67q-prinsip-kerja-lvdt-sensor.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Notula Diskusi

  NOTULA DISKUSI KELOMPOK 6   Perkuliahan Pertemuan ke – 7 Matakuliah: NBIOUM613 – Fisika untuk Biologi Offering : G-2021 Tanggal: 13 Oktobe...